Masih cerpen karangan sahabat saya :)
Faiz’s dairy
Hari ini keadaan
sekolah masih seperti biasa,bila tidak ada guru yang mengajar di kelas semua
murid sudah pasti akan keluar kelas atau pun bermain di dalam kelas,sehingga
sudah di pastikan keadaan sekolah tak kondusif.Walaupun masih ada sebagian
siswa yang masih tetap duduk manis di tempatnya karena patuh terhadap aturan
atau tata tertib.
Aku adalah siswa
yang labil,terkadang aku menjadi baik dan kadang aku tidak bisa diam di
tempat.Namun ada satu alasan yang mebuat ku selalu ingin keluar jika tak ada
guru yang mengajar,alasan itu adalah adik kelasku.Sudah lama aku mengagumi
sosok adik kelas yang sama sekali tak ku kenal itu.kelasku dan ia hanya
terhalang oleh satu kelas,aku suka sekali hari-hari di sekolah saat aku dapat
melihat adik kelasku itu.
Entah sejak kapan
aku mulai mengagumi adik kelas yang menurutku sangat misterius,bahkan aku
memanggilnya si misterius.Lebih tepatnya dia berbeda dengan manusia
biasanya.Dia cenderung aneh,tapi selalu membuatku ingin tahu lebih tentangnya.
Aku duduk di depan
pintu kelasku untuk memastikan si misterus itu ada di luar kelas seperti ku,aku
menunggunya,walaupun tidak sebentar tetapi aku tetap kokoh pada pendirianku
untuk menungguya.Namun hasilnya nihil,ternyata dia sedang ada guru mata pelajaran
matematika.menyebalkan sekali.Hal ini membuat aku terpaksa harus masuk ke dalam
kelas,walaupun teman-temanku sebetulnya lebih menghiburku tetapi si misterius
itu membuatku selalu tidak nyaman jika tak melihatnya.
Hingga akhirnya bel
pulang berkumndang,perasaan ku sebenarnya masih ingin berada di sini,sekolah
yang mempertemukanku dengan manusia misterus itu,tapi bel yang menyuruhku untuk
pulang itu memaksaku harus mninggalkan sekolah untuk hari ini.tapi kemana
manusia itu,aku tidak melihatya hari ini.
“Aida,tunggu
!”suara itu tak asing bagiku,ketika mendengar ada yang memanggil aku langsung membalikan
badan,aku tahu yang memnggil adalah alzena sahabatku,yang biasa di panggil
zena.
“hey..”aku
lambaikan tangan menandakan aku mengetahui kehadirannya kali ini.
“pulang
barengkan?”zena bertanya begitu ia sampai di hadapanku.
“ialah pasti,”aku
dan zena bersahabat sejak kami masih kecil,bahkan baru kali ini kami dipisah
kelas,sejak kami masuk kelas dua SMA,tetapi persahabtan kami masih tetap
terjalin harmonis.
Tepat di depan
gerbang sekolah kami biasa menunggu angkot,salah satu alat transportasi yang setiap hari kami gunakan
untuk pulang sekolah,keadaan ramai sudah tak bisa terhindarkan lagi ketika
waktu pulang sekolah,bahkan gerbang sekolahpun nyaris tak terliahat oleh
kerumunan siswa yang meunggu kendaraan umum ataupun pribadi mereka.
“kita naik angkot
yang ini yah,”ajak zena.
“kayanya udak
kepenuhan,kalo angkot yang berikutnya aja giamana?”
“tapi cukup ko buat
kita berdua,”paksa zena
“yaudah,ayo deh,”akhirnya aku menuruti kata zena,walaupun
sebetulnya aku sempat malas jika harus duduk di dekat pintu.
“kamu gak apa-apa kan?”tanya zena yang duduk di belakang
supir
“ya nggak lah zen,”jawabku tanpa ragu lagi.
Sepanjang
perjalanan aku masih terus memikirkan sosok adik kelas yang sangat membuatku
pensaran itu,kenapa hari ini aku sampai kehilangan jejaknya,apa dia tidak
keluar kelas hari ini,atau dia tidak masuk sekolah.sungguh membuat ku ingin
tahu segalanya.
“zen hari ini kamu
liat dia gak?”tanyaku lpenasaran
“dia siapa aida?”
“siapa lagi kalo
bukan anak kelas satu yang bikin aku penasaran itu,”
“ya elah,aida kamu
masih nyari dia?”
“udah deh tinggal
jawab liat apa nggak ?”tanyaku dengan nada memaksa.
“tuh,”jawab zena
singkat sambil mengangkat wajahnya,menunjuk ke arah tempat duduk di samping pak
supir yang sedang menyetir mobil.
Begitu kagetnya aku
ketika melihat sosok itu berada di belakangku,lebih tepatnya ia duduk di
samping pak supir.perasaan berdebar kini menyelimuti seluruh tubuhku,aku tidak
tahu harus berkata apalagi ketika melihatnya,anak itu benar-benar membuatku
jatuh cinta.
****
Pagi ini aku sudah
tidak sabar ingin sampai di sekolah,aku tidak ingin melewati waktu terlalu lama
di rumah karena waktu begitu cepat berlalu.aku takut waktuku untuk melihat anak
itu hanya sedikit.akupun bergegas cepat untuk tiba di sekolah.
Begitu sampai di
depan gerbang tak ku sangka aku tiba bersama seseorang yang ku kagumi
itu,benar-banar tepat waktu.Karena tidak mau melewati kesempatan yang tuhan
berikan,aku berusaha berkenalan dengan anak itu.
“hey..”sapa ku yang
belum mendapat respon apa pun darinya.
“hey,nama kamu
siapa,kamu anak kls 11 kan,?”aku belum menyerah walaupun dia terus bejalan lurus ke
depan.
Akhirnya langkah
nya terhenti,dan aku mulai merasa berdebar kembali.”gak usah sok akrab
yah!”uajrnya.
Aku tidak penah
menyangka jawabannya akan seperti itu,apa ia tidak tahu bahwa aku adalah kakak
kelasnya (kakak kelas juga manusia kalee), agar dia lebih sopan sedikit
terhadapku aku harus beri tahu hal ini.
“aku tuh kakak
kelas kamu,”
“sorry aku gak
nanya,dan gak pengen tau,”
“sumpah loe
nyebelin banget,”ujarku kesal ,aku tidak tau bahwa aslinya ia sangat angkuh dan
sombong,tidak seperti yang ku bayangkan sebelumnya.
Aku sampai di depan
kelas dan tidak langsung masuk,sebelum masuk kelas aku menyempatakn untuk ke
kelas alzena.aku ingin sekali bercerita perihal kesombongan dan keangkuhan si
menyeblkan itu pada zena.
“zen kamu tau
gak?”tanya ku terengah-engah.”si misterius itu ternyata orang yang nyebelin
banget.”sambungku.
“jangan suka gitu
deh,”
“sumpah,masa kamu
gak percaya,buat apa aku boong zen.”tegasku sekali lagi
“yaudahlah,lagian
dia gak terlalu pentingkan,emang tau dari mana kalo dia nyebelin,?”
Akupun
enceritakan yang kulakukan pada anak kelas 1 itu,
“lagian
kamu so akrab sih,”
“ya
terus.. aku harus gimana buat nyari tahu?”
“huuuuft,”zena
kelihatan sudah enyerah akan sikapku.
Hari
ini guru matematika ku berhalangan hadir untuk mengajar,entah alasan apa aku
tidak tahu,dan tidak terlalu ingin tahu.seperti biasa aku tidak duduk di bangkuku,dan
langsung duduk di depan kelas ku dengan nyamannya.aku mencoba menghubungi
alzena,karena ku pikir ia juga sedang tak ada guru yang mengajar,tapi feeling
ku tidak benar,ternyata handphone nya dimatikan.
Aku
terus memperhatikan pintu kelas 11.berharap anak itu akan muncul di ujung pintu ,walau aku sempat kesal
terhadapnya,tapi entah kenapa ketika mengingat wajah nya hati ku pun kembali
berbunnga-bunga.tak lama setelah aku menaruh harap,sebuah bola menerobos keluar
dari dalam kelasnya,pandanganku langsung terarah fokus pada bola di depan
kelasnya,semoga bola itu akan diambil olehnya.namun harapanku sia-sia,ternyata
seorang temannya yang mengambli bola itu.dan aku mulai berpikir,manamungkin
orang seperti dia akan memiliki teman,mustahil sekali.
Setelah
beberapa menit berlalu aku pun mulai lelah menunggunya,dan aku putuskan untuk
bergabung dengan teman-teman ku di dalam kelas,walaupun di luar juga ada teman
sekelasku.ketika aku mulai beranjak dari tempat dudukku,kulihat seseorang
keluar membuka pintu kelas 11,hatiku kembali tak menentu walau belum tentu itu
orang yang ku harapkan.pintu itu terbuka semakin lebar dan mulai terlihat
sepasang sepatu,aku yakin itu adalah seorang anak laki-laki.jantung ini mulai
berdeup semakin kencang,seperit akan meledak entah apa penyebab ledakan itu.
Ternyata
yang keluar adalah teman sekelas nya,dan aku langsung tersentak kaget ketika
ada seseorang lagi setelah anak yang keluar dari pintu itu,dan ternyata usahaku
tak sia-sia sepenuhnya.saat itu jantung yang ada di dadaku ini berdegup kencang
tanpa seijinku lebih dulu.aku tidak tahu apa yang yang harus aku lakukan saat
ini,apakah aku harus tetap diam saja.ya,aku memilih untuk diam saja dan
berpura-pura tak melihatnya.
Untung
saja saat itu aku sedang membawa sebuah buku mata pelajaran,jadi aku masih bisa
melihatnya dengan bepura-pura membaca buku.memang aku sadari bahwa yang ku
lakukan ini sangat memalukan,dan bahkan menjijikan,tapi inilah yang membuatku
lebih baik dari sebelumnya.
Anak
itu sedang duduk di bawah pohon depan kelasnya.entah apa yang sedang ia lakukan
di sana,aku tidak tahu namun jelas membuatku sangat penasaran.diam melamun
sendiri,terlihat jelas sedang menikmati kesejukan hari ini.sepertinya dia
sedang memiliki sebuah masalah,dan firasatku mengatakan bahwa ia tak punya
seorang teman untuk meluapkan isi hatinya,dan kini ia memilih untuk berdiam
diri seperti itu .Aku sangat ingin menghapirinya,namun aku sadar siakpnya tak
seperti layaknya seorang manusia.
Dan
akhirnya aku beranikan diri untuk menghampirinya,walau aku melangkahpun
perasaanku sudah tak enak.
“hey,ko
sendiri aja?”aku mulai bertanya walau agak gemetar.
“gak
usah so kenal yah,”celetuk anak itu dengan wajah tanpa dosa.Lalu ia beranjak
dari tempat duduknya.aku mencoba untuk bersabar menghadapi sikap nya yang mulai
ku pahami,walau sebenarnya aku sangat jengkel terhadap perilakunya padaku.akupun
duduk di samping ia berdiri saat ini.
“tunggu,”aku
kembali mengeluarkan pertanaan yang konyol.”siapa nama kamu?”.walau aku yakin
ia tak akan menjaawab pertanyaan ku,aku tetap berusaha.
“faiz,puas
!”jawabnya yang lagsung meinggalkan ku,dan masuk ke dalam kelasnya.
Aku
tidak penah menyangka ia akan meresponku kali ini,tapi ini adalah suatu titik
terang bagiku,dan aku tidak boleh menyerah akan sikapnya,ku harap suatu hari ia
akan luluh.
****
Malam
ini ku akui aku tidak bisa tidur karena otakku tak pernah ingin berhenti
memikirkan anak bernama faiz itu.aku ingin berhenti memikirkan segala tentang
faiz tapi aku terlalu menyukainya sehingga membuat belajarku jadi tak fokus,aku
membenci hal yang telah terjadi ini.
“aida....”suara
ibu terdengar samar dari luar kamarku.
“iyya
bu,masuk aja,gak di kunci,”
Ibukku
membuka pintu kamar ku dan masuk ke dalam kamarku.
“ada
apa bu,?”
“besok
ibu sama ayah mau ke rumah kakek yang di Bogor,barangkali kamu mau ikut?”
Aku
berpikir sejenak,lalu ku putuskan,”aku gak ikut deh,”
“yaudah
baik-baik ya di sini sama kakak kamu,”
“loh
bukannya kakak lagi di Bandung?”
“yah
besok dia pulang ko,lagi pula pekerjaan nya bisa di tunda,”
“tapi
aku takut ngerepotin,”
“gak
apa-apa itu abangmu yang minta ,buat jagain kamu selama ibu dan ayah pergi.”
“ouh,syukur
kalo gitu.”
****
Pagi
yang cerah membawa kedamaian dalam hidupku,sehingga aku begitu semangat
melewati pagi ini.aku juga tidak sabar ingin segera sampai di sekolah ku
tercinta,selain untuk menimba ilmu tujuan ku yang lain adalah tidak lain ingin
melihat anak yang bernama faiz.
Gerbang
sekolah sudah terlihat dari kejauhan,hatiku berdegup kembali,entah perasaan ku
mengapa seperti ini,aku mulai banyak bertanya pada hatiku.hari ini aku harus
tahu segala tentangnya, bukan seorang aida bila aku tidak berjuang.
“faiz.,”aku
langsung mnyapanya ketika aku bertemu dengannya di depan sekolah,seperti hari
kemarin,namun semoga sikapnya tak seperti yang sebelumnya.
“kamu
bisa gak sekali aja gak ngejar-ngejar aku,?”pertanyaannya membuatku terus ingin
tahu tentangnya.semakin ia bersikap aneh,semakin aku ingin tahu tentangnya.
“emang
kenapa?”singkat aku bertnya.
“aku
gak suka,”jawabnya.
“terus
kalo aku suka gimana?”tanpa mengingat rasa malu aku terus mengoceh.
“dasar
egois,aneh,..”ujar faiz.kata-katanya malah membuatku senag entah kenapa.
“gak
apa deh,makasih’”
“gila,”
“makasih
juga,”sambil menahan rasa malu akupun menutupinya dengan kata-kata terimakasih
yang tak masuk di akal.pantas ia mengatakan gila padaku,aku memang gila.bahkan
aku tergila-gila padanya.
****
“zena,”teriak
ku.
“gak
usah teriak kali da,aku juga denger,”
“zen,tadi
aku ..”ujarku terpotong
“pasti
anak kelas satu itu,iyya kan?”
“itu
tau,jdi aku gak usah cerita deh,”
“eiiit...tunggu
dulu ,”alzena menarik tanganku yang akan pergi menuju kelas.”mau cerita apa?”
“aku
di bilang cewe egois,aneh,daaaaaan gila sama si faiz anak misterius
itu,”celoteh ku.
“terrrus
kamu seneng di bilang gitu?”zena menunjukan wajah kebingungannya atas perilaku
ku.
“mmmmh,,gak
apa-apa aku ikhlas asalkan dia mau bicara sama aku,”
“kamu
emang aneh tau gak?”
“makasih
alzena ku.. J"
Alzena
tampak kebingungan.rasakan.
****
“faiz,mau
ke kantin?”tanayaku penasaran.
“kalo
iyya emang kenapa,?”
“bareng
aku mau gak?”
“gak”jawabnya
singkat tanpa memikirkan perasaanku.tapi aku tetap berusaha agar ia mau
berteman dengan ku stidaknya,walaupun yang ku ingin lebih dari itu.aku terus
berjalan di belakangnya,sambil sesekali melirik punggungnya yang sangat indah
bagiku.
“aida
,”aku langsung tersentak kaget begitu mendengar namaku disebut olehnya,yang tiba-tiba saja
membalikan badan,dan
“kamu....tau
nama aku?”
“Cuma
kebetulan,”jawabnya yang langsung kembali membalikan badan,dan meneruskan
langkahnya yang sempat terhenti.
“terus
tadi mau ngomong apa?”tanyaku yang sangat penasaran sekali.
“gak
penting,”
“gak
apa-apaa ngomong aja,!”
Langakahnya
kembali terhenti.
“kalo
kamu mau tau tentang aku...”ujarnya terptong.
“kenapa
gak di terusin,iyya aku pengen tau tentang kamu,dan kenpa kamu bersikap kaya
gini?”
“kamu
datang aja ke sini !”ia memberikan secarik kertas yang berisikan sebuah alamat
rumah.”itu rumah kos-an aku.”
“ok,tapi
aku bakal ngajak temen aku,”
Ia
tak menjawab dan terus berjalan.aku masih belum mengerti tentang diri seorang
faiz yang ku sukai ini,kenapa dia begitu bersikap aneh.apakah pada semua
orangpun ia seperti ini,atau hanya kepadaku ia seperti ini.walau awalnya aku
kkesal,tapi aku sama sekali takberani untuk membenci manusia itu.
****
Malam
ini aku tidak jadi pergi bersama alzena,karena ibunya nya sedang sakit,dan
sangat memerlukan bantuannya,akupun mengerti itu dan terpaksa aku pergi sendiri.
akhirnya aku tiba di depan sebuah rumah kosan kecil yang tertera pada alamat
yang di berikan faiz padaku tadi siang.aku melihat rumah itu terbuka
pintunya,namun terlihat seperti tak ada pemiliknya,walau sedikit takut aku
terus melangkah menghampiri rumah itu.dan hingga aku tiba di depan pintu masih
saja tak ada orang yang mucul di baliknya.
“assalamualaikum,”
Masih
saja tak ada jawaban.
“faiz...”
Juga
tak ada jawaban.
Akhirnya
aku memberanikan diri masuk kedalam rumah petak itu,terlihat sangat kacau dan
berantakan,seperti baru terjadi perang besar di rumah ini.aku meneruskan
langkahku lebih dalam,dan semakin gemetar tubuhku ini karena ketakutan terjadi sesuatu
pada diriku.
Aku
menemukan satu pintu lagi yang terbuka,ku pikir ini adalah kamar faiz,mungkin
ia ada di dalamnya,namun aku tersentak kaget ketika ku lihat beberapa tetesan
darah di lantai.akupun langsung masuk ke dalam kamar itu tanpa pikir panjang,aku
takut sesuatu tejadi di disini.
Dan
hal yang tak ku inginkan langsung mengundang derai air mataku saat itu,aku tak
ingat apapun saat itu,hanya sedih dan hancur ketika melihat seorang yang sangat
ku sayangi sudah tergeletak tak berdaya berselimut darah,dan sebuah pisau masih
menancap di bagian perut nya.
“faiiiiiiiz..”teriakku
lalu menghampiri tubuh faiz yang sudah terkujur kaku.
Aku
semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi padanya,kenapa ini dapat
ku alami.aku sungguh tak mengerti.faiz kenapa kau meberiku kejutan menjijikan
seperti ini.
Aku
sangat hancur,air mataku terlalu deras untuk menangisi kejadian yang tak dapat
di mengerti ini.aku bingung apa yang harus ku lakukan saat ini.dia belum sempat
mengatakan apapun padaku,kenapa secepat ini pertemuanku dengannya,.aku harap
ini hanya mimpi dalam tidurku.Namun ternyata ini bukan sebuah mimpi ataupun khayalan,ini
adalah kenyataan pahit yang harus aku terima ada nya.
****
Setelah
beberapa hari kemtian faiz,barulah terungkap semua yang terjadi di balik
ini.faiz adalah anak satu-satunya dalam keluarganya,dan orang tuanya yang tak
memiliki hati sama sekli pergi meninggalkannya dan seabrek hutang yang harus di
tanggung faiz sendiri.mungkin para penagih hutang itu memiliki dendam yang
menyebabkan faizku harus merelakan nyawanya.
“tapi
kenapa waktu itu dia minta aku buat dateng ke..”gumam ku terpotong.
Sesuatu
baru terlintas dalam pikiranku,ada yang ku temukan ketika itu di kamar faiz.aku
yakin di dalamnya ada semua yang ku cari selama ini.ya,itu pasti buku
hariannya.
Sebuah
buku berwana cokelat tua yang agak kusam aku buka perlahan tanpa ada yang
terlewat .
Halaman yang
pertma ku baca :
Hari
ini aku bertemu seseorang,dia seorang gadis cantik menurutku,aku tau dia
kakak kelasku,sejak awal aku menyukainya ,
Halaman
berikutnya :
Tak
kusangka dia juga menyukaiku.
Halaman
berikutnya :
Sebetulnya
aku tak ingin dia menyukaiku,aku terlalu takut kalau para penagih hutang
orang tuaku itu akan lebih cepat merenggut nyawaku.aku tidak ingin melihatnya
sedih.
Halaman
selanjutnya :
Dia wanita
yang tidak pernah menyerah,aku tau itu,tapi maaf aku selalu bersikap buruk padamu
AIDAJ
Aku
semakin menyukainya.
Halaman
selanjutnya :
Lama-lama
aku juga tidak tahan membuatnya sakit,aku ingin mengakhiri ini,walaupun akan
lebih pahit pada akhirnya.
Halaman yang
terakhir :
Aku
harap dia datang lebih awal,aku takut para penagih hutang itu akan datanng
lebih awal darinya,dan kesempatan ini akan benar-benar berakhir,dan selamanya
akan menjadi penyesalan bagi diri ini.
|
Akhirnya
kututup buku itu dengan lembut,tak terasa air mataku mebabasahi beberapa
lembar kertasnya,aku berjanji akan menyimpan buku ini sebai salah satu yang
dapat ku kenang dari seseorang yang membuat jantungku berdegup lebih kencang
setiap pagi.
selesai
By : Sarah hafida Siti Zahara
Fb : Sarah Sasimi